Ada sementara orang yang beranggapan bahwa gabungan kata tadi malam tidak baku. Bentuk yang baku ialah malam tadi. Namun, benarkah anggapan itu? Dalam hal itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan contoh tersebut.
Pertama-tama yang harus kita perhatikan ialah masalah urutan kata. Pada umumnya, gabungan kata bahasa Indonesia mengikuti kaidah hukum DM. Marilah kita simak contoh di bawah ini.
bank sirkulasi sertifikat deposito
bank berantai sertifikat obligasi
cek terbayar uang palsu
cek tolakan uang lunak
Pada contoh itu terlihat bahwa semua kata yang berada di sebelah kiri atau yang dicetak tebal, yaitu bank, cek, sertifikat, dan uang, berfungsi sebagai unsur diterangkan (D). Jadi, semua gabungan kata di atas mengikuti kaidah hukum DM.
Hal kedua yang perlu diperhatikan ialah masalah makna. Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang apabila diubah unitannya akan berubah pula maknanya. Perhatikan contoh berikut.
tabungan berhadiah berhadiah tabungan
hijau rumput rumput hijau
Gabungan kata tabungan berhadiah berarti 'tabungan yang menyediakan hadiah', sedangkan gabungan kata berhadiah tabungan berarti 'mempunyai hadiah yang berupa tabungan'.
Gabungan kata hijau rumput adalah istilah untuk wama yang hijaunya seperti warna rumput, sedangkan rumput hijau adalah sebuah gabungan kata yang merigandung makna 'rumput yang berwama hijau'.
Jadi, makna kedua bentuk kata itu berbeda/tidak sama. Kata hijau pada hijau rumput merupakan kata yang diterangkan (D), sedangkan kata rumput menerangkan kata yang di depannya (M). Kata rumput pada rumput hijau merupakan kata yang diterangkan, sedangkan kata hijau menerangkan kata yang di depannya (M).
Hal ketiga yang juga perlu diperhatikan ialah bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah gabungan kata yang urutannya berdasarkan MD, bukan DM. Contoh untuk itu ialah perdana menteri dan mayor jenderal, Pada contoh itu kata yang terletak di sebelah kanan berfungsi sebagai unsur inti atau unsur yang diterangkan (D), sedangkan unsur yang terletak di sebelah kiri berfungsi sebagai unsur penjelas atau yang menerangkan (M).
Hal keempat atau terakhir yang perlu dicatat ialah bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat gabungan kata yang urutan unsur-unsumya dapat dipertukarkan letaknya (DM atau MD), tetapi tidak mengubah makna dasarnya. Ambillah contoh sejenak bersantai dan bersantai sejenak.
Perbedaan kedua urutan kata itu terletak pada masalah pengutamaan unsur. Sejenak bersantai mengutamakan waktunya (sejenak), sedangkan bersantai sejenak mengutamakan kegiatannya (bersantai).
Gabungan kata tadi malam dan malam tadi mempunyai perilaku yang sama dengan sejenak bersantai dan bersantai sejenak. Tadi malam dipakai untuk mengutamakan waktu lampaunya (tadi), sedangkan malam tadi dipakai untuk mengutamakan harinya (malam). Dengan kata lain, baik tadi malam maupun malam tadi dapat digunakan dengan pengutamaan yang berbeda.
Perlu ditambahkan keterangan bahwa pengubahan urutan kata dalam tadi malam dan malam tadi bukanlah masalah tata bahasa semata, melainkan menyangkut masalah retorika atau gaya bahasa, yakni masalah pengedepanan unsur yang dianggap penting dan yang dianggap kurang penting. Unsur yang dipentingkan dikedepankan posisinya.
Kondisi struktur tadi malam dan malam tadi itu tampaknya tidak dapat disamakan dengan kondisi struktur hari ini dan ini hari. Dalam hal itu, bentuk hari ini lebih tepat daripada bentuk ini hari.
Sumber : Buku Praktis bahasa Indonesia Jilid II, 2007
Posting Komentar untuk " Urutan Kata Diterangkan (D) - Menerangkan (M) dan Maknanya"